Review singkat 2020: Buku-buku yang saya baca di masa pandemi

(Tidak termasuk buku-buku yang sudah saya review di blog ini)

  1. The naked traveler – Trinity

Menurut saya lumayan, dan nggak membosankan karena ditulis dengan menarik buat selera anak muda. Terus terang saya awalnya tidak begitu menyukai buku tentang perjalanan dan travelling. Tapi setelah mengetahui gaya menulis Trinity ternyata menarik juga.

Buku ini berisi cerita-cerita perjalanan travelling Trinity ke berbagai tempat. Mulai dari tempat-tempat di Indonesia, sampai Eropa, Amerika, dan lebih banyak lagi.

Disuguhi info-info menarik dan lucu serta cocok sekali buat para penggemar travelling (meskipun saya tidak). Sebetulnya saya sudah membaca The naked traveler 2 tahun lalu karena iseng, baru membaca buku yang pertama. Hehe.

2. Le Petit Prince – Antoine de Saint Exupery

Sebenarnya saya sudah baca buku ini entah tiga atau empat tahun lalu, saya lupa. Waktu itu saya masih terlalu kecil untuk memahami ceritanya. Dan saya sempat ingat buku ini dan ingin membacanya lagi. Namun terus terang sejak pindah saya lupa ditaruh dimana. Untungnya saat sedang bersih-bersih rak buku saya menemukan buku ini terselip di antara novel hukum.

Oh ya, hampir lupa reviewnya. Bagi saya buku ini sangat bagus. Cocok dibaca dan direnungi siapapun. Sesibuk apapun anda, saya sarankan membaca buku tipis ini. Siapa tahu bisa mengubah hidup anda :’)

Buku ini mengisahkan tentang seorang pilot yang tersesat di padang pasir. Dan ia bertemu dengan seorang pangeran cilik yang mengaku berasal dari Asteroid B.

Buat saya, masih ada beberapa misteri yang belum terpecahkan bahkan setelah beberapa kali membaca buku ini. Entah itu apakah si pilot akhirnya menemukan jalan untuk keluar dari padang pasir. Dan apakah sebetulnya pangeran cilik ini adalah imajinasinya. Masih ada banyak hal yang belum terjawab.

Bahkan sang penulis, Antoine de Saint Exupery juga menghilang dengan pesawat terbangnya. Sama misteriusnya dengan si pangeran cilik yang entah bisa kembali ke planetnya atau tidak.

3. Dunia Sophie

Ah, filsafat lagi. Anda mungkin pernah mendengar atau bahkan sudah membaca buku ini. Ini salah satu buku filsafat paling populer yang pernah ada. Ditulis oleh Jostein Gaarder yang berasal dari Swedia. Kebetulan waktu kecil saya pernah baca karya lain Jostein Gaarder yang berjudul Dunia Anna.

Pendapat tentang buku ini? Tidak banyak sih. Memang seperti buku filsafat lainnya. Namun ternyata Jostein Gaarder berhasil menyuguhkan kisah filsafat yang menarik dari sudut pandang Sophie Admundsen, remaja berusia empat belas tahun. Dan saya akui, buku ini memang sangat layak untuk dibaca. Saya salut dengan Jostein Gaarder dan risetnya yang mencakup sejarah-sejarah filsafat dalam buku ini.

Sedikit cerita, sebenarnya nama saya berasal dari buku ini. ‘Sofia’ diambil dari nama karakter Sophie Admundsen yang merupakan tokoh utama buku ini. Jadi ayah saya dulu sekali sebelum saya lahir pernah membaca Dunia Sophie, lalu menamai saya Sofia.

Anyway, buku ini termasuk tebal dan dalam kategori Serius. Kalau saya bilang Serius dengan huruf ‘S’ besar berarti bukan serius biasa melainkan benar-benar serius. Orang-orang yang tidak biasa membaca buku tebal mungkin akan menghela napas dulu setelah melihat ketebalan buku ini. Jadi silahkan luangkan waktu anda sedikit dan putar otak untuk merenungkan hidup anda sambil membaca Dunia Sophie.

Oh ya, saya nggak membacanya sampai habis. Tapi saya pikir nggak ada salahnya untuk saya tulis di blog. Habis, saya malah stress sendiri kebanyakan overthinking kalau baca filsafat. Lol.

4. Sapiens – Yuvel Noah Harrari

Yap, yang satu ini juga nggak saya baca secara habis. Melainkan saya baca cepat. Ketika mendengar judulnya, pasti langsung terpikir homo sapiens.

Betul sekali, buku ini menceritakan tentang perkembangan sejarah manusia. Mulai dari homo-homo di masa lampau. Tentang bagaimana manusia berevolusi dan kenapa manusia merupakan makhluk hidup yang paling cepat berevolusi sekaligus menyebar di seluruh dunia.

7/10 sih buat saya. Termasuk kategori sejarah. Dan lumayan untuk bacaan. Bahkan Barrack Obama juga membaca buku ini.

5. Namesake – Jhumpa Lahiri

Berawal dari saya yang salah mengambil buku, saya bukannya membaca Penafsir Kepedihan yang juga karya Jhumpa Lahiri. Melainkan membaca buku ini. Tapi tidak apa. Toh, lumayan juga.

Kisahnya menceritakan tentang kehidupan keluarga Bengali yang tinggal di Amerika. Dalam buku ini ada banyak cerita dan unsur tentang budaya India. Kalau bagi saya termasuk kategori yang menarik untuk dibaca. Meskipun genrenya sastra, tapi penulisannya menarik dan mudah dipahami.

Tokoh utamanya bernama Gogol Ganguli. Isi buku ini merupakan kehidupan Gogol dan keluarganya dan perjalanan Gogol mencari arti sebenarnya dari namanya.

6. Penafsir Kepedihan – Jhumpa Lahiri

Yang ini sudah lama menumpuk di kamar saya. Buku ini merupakan rekomendasi dari ayah saya juga.

Seperti Namesake, latar belakangnya juga budaya India. Namun buku ini berisi cerita-cerita pendek. Kisah-kisahnya ada yang menyentuh, ada yang membingungkan buat saya. Karena terus terang saya belum pernah membaca cerita sastra seperti ini.

Skor saya 8/10. Termasuk kategori yang menarik untuk dibaca.

7. Untuk dia yang menunggu – O. Henry

Ini buku cerpen lain. Bukunya kecil dan tipis sekali. Namun isinya luar biasa. Cerpen-cerpen O. Henry yang bernama asli William Sydney Porter memang sungguh menarik dan mengejutkan.

Ada lima cerpen dalam buku mungil ini. Masing-masing menceritakan kisah-kisah yang realistis. Ah, buku ini sastra juga. Dan salah satu sastra paling menarik yang pernah saya baca. Skor saya 10/10.

8. The labor of Hercules – Agatha Christie

Sebelumnya saya juga pernah menulis review tentang novel Agatha Christie. Kali ini yang saya tulis berbeda. The labor of Hercules adalah novel berisi dua belas cerpen tentang kasus-kasus poirot sebelum ia mulai pensiun.

Bagi penggemar mitologi Yunani pasti pernah mendengar cerita tentang hercules, atau yang dalam bahasa Indonesia sering disebut herkules atau herakles. Sedikit cerita, Herakles (saya lebih suka menyebutnya herakles) ini adalah manusia yang sakti. Ayahnya adalah Zeus sang raja para dewa dan ibunya adalah manusia biasa. Jadi si Herakles ini tidak sengaja meracuni keluarganya dan oleh Zeus ia diberi dua belas tugas untuk menebus dosanya.

Kenapa Hercules? Karena nama lengkap Poirot sendiri adalah Hercule Poirot. Jadi Poirot bersusah payah mencari kasus yang berhubungan dengan kedua-belas tugas Hercules ini.

Karena novelnya kecil, menurut saya agak terlalu singkat dan ceritanya banyak dipercepat. Dibandingkan novel Poirot yang saya review beberapa bulan lalu, yang ini kecil sekali.

Tapi tetapp saja, cerita detektif Agatha Christie selalu menarik dan asyik untuk dibaca.

9. Tak masalah jadi orang introver – Sylvia Loehken

Buku ini satu-satunya yang bukan fiksi atau sejarah. Ya, ini kategori psikologi. Kebetulan saya sendiri juga termasuk kaum Introver, jadi saya merasa perlu membaca ini untuk lebih memahami diri saya sendiri.

Bagi saya lumayan bagus. Isinya mengenalkan tentang Introver, potensi-potensi dan kekuatan orang Introver, serta bagaimana cara berpikir orang Introver dan masih banyak lagi.

Kalaupun anda bukan seorang introver, tidak ada salahnya membaca buku ini untuk memahami keluarga, teman, atau sahabat anda yang juga seorang introver.

Oh iya, saya baca cepat juga yang ini. Karena saya merasa tidak perlu membaca secara detail semuanya dan saya hanya fokus membaca hal-hal yang saya butuhkan saja.

10. The Firm – John Grisham

Yah, awalnya saya memang tertarik untuk membaca novel hukum. Tapi ternyata memang bukan selera saya. Saya review disini supaya jelas saja. Saya bukan tipe yang hobi membaca novel hukum. Karena saya sangat tidak suka lifestylenya. Tapi kalau boleh jujur, menurut saya bukunya bagus. Bagi penggemar novel hukum pasti menyukai buku ini.

11. The girl who saved the king of sweden – Jonas Jonasson

Buku ini saya beli di akhiran bulan Desember. Saya nemu saja di salah satu toko alat tulis di Salatiga.

Fyi, Jonas Jonasson ini penulis buku bestseller berjudul ‘The 100 year old man who climbed the window and dissappear’, yang menceritakan tentang kakek tua yang kabur dari panti jompo disaat ulang tahunnya yang ke-100. Sudah dulu sekali saya baca buku itu.

Novel Jonas Jonasson memang lucu dan menarik. Ia bisa membuat situasi tetap terdengar konyol meskipun adegannya menceritakan tentang pembunuhan, hahaha.

Waktu saya menulis ini saya belum selesai baca. Tapi dari awal paragraf sudah menarik perhatian saya.


Itulah review singkat buku-buku yang saya baca di tahun 2020. Tidak banyak, memang. Karena saya nggak mau blog ini kepanjangan, hehe.

Saya tahu ini dua hari lebih awal, tapi selamat tahun baru! Meskipun tahun ini bisa dibilang nggak menyenangkan, tapi saya bahagia sekali di masa karantina (dasar introvert). Terima kasih sudah membaca review singkat saya. Saya akan kembali lagi dengan tulisan lainnya!

Sofia K.

2020 年 12 月 30 日

Leave a Reply