Magang

Tahun ini, saya memutuskan untuk mengambil sebuah langkah baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya: magang.

Sebetulnya tidak ada yang mewajibkan saya untuk ‘harus’ magang di masa SMA. Hanya saja, saya merasa kalau saya akan melewatkan kesempatan untuk belajar banyak hal bila tidak magang.. Maka dari itu saya memberanikan diri untuk magang pada akhirnya.

#Magang 1

Proses magang yang pertama dimulai pada sekitar awal bulan Mei. Awalnya saya berinisiatif ingin magang sejak kelas 2 SMA alias tahun lalu, namun ternyata perlu beberapa saat bagi saya untuk benar-benar menemukan keberanian untuk magang. Jadi pertama-tama, langkah yang saya ambil adalah datang ke tempat dimana saya ingin belajar magang untuk mencari tahu apakah tempat tersebut menerima magang buat siswa SMA seperti saya. Untuk transportasi, biasanya saya bersepeda dari rumah atau diantar orangtua ke tempat magang. Karena tujuan saya magang berada cukup dekat dari rumah. Mulai dari awal, saya berniat mengurus segala proses magang sendiri. Mulai dari survei tempat, meminta surat magang pada sekolah, mengajukan surat permohonan magang, dan berdiskusi waktu magang yang diperlukan dengan pihak di tempat magang. Oh iya, saya memutuskan untuk mencoba magang di sebuah bidan setempat.

Kendala pertama: Tempat yang saya tujui menerima murid magang, namun mereka belum pernah menerima anak SMA sebagai murid magang. Jadi mereka tidak terbiasa dan saya juga tak tahu harus bereskspektasi ingin membuat target apa disana. Namun syukur alhamdulillah, saya mulai masuk magang tanggal 5 Juni 2023. Awalnya saya melakukan observasi di tempat magang. Kemudian saya ikut diajak membantu menyortir rekaman medis. Dari sini saya belajar, kalau rekaman medis sebuah pusat layanan kesehatan itu ada banyakkk sekali😅 Rupanya di bidan tempat saya magang, mereka menyortir dan menyimpannya setiap awal bulan. Jadi saya membantu petugas administrasi bidan menyortir rekaman medis semua pasien pada bulan sebelumnya. Saya juga belajar kalau rekaman medis harus disimpan dengan benar untuk jaga-jaga bila suatu saat pasien meminta rekaman medisnya. Dan rekaman-rekaman medis tersebut harus dikelompokkan, ada pasien yang bakal datang lagi dan ada yang tidak. Hal ini diketahui dari rencana kunjungan, tujuan kunjungan, atau usia kehamilan pada saat rekaman medis itu dibuat. Saya membantu menyortir sampai sekitar jam 9 malam, sesuai kesepakatan yang saya buat dengan tempat magang. Lalu saya dijemput pulang oleh Ibu saya.

Di bawah adalah satu-satunya jepretan yang diambil Mama ketika saya pulang dari tempat magang, hehe.

Kemudian hari selanjutnya saya lanjut magang, namun hanya melakukan observasi serta membantu bersih-bersih tempat bidan. Di sela kegiatan magang, saya juga nonton anime bersama Mbak di bagian Administrasi lho, wkwkwk😆

Setelah itu saya diliburkan, karena pihak magang kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang praktek disana. Jadi untuk beberapa saat saya tidak datang ke tempat magang. Setelah itu saya mengalami kendala komunikasi dengan pihak magang. Ternyata orang yang dulunya mengurus magang saya sudah pindah ke tempat lain. Akhirnya sekitar bulan Juli, saya mengakhiri magang di tempat bidan tersebut.

#Magang 2

Magang kedua adalah di PKBM lama saya, yakni Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah. Magang ini sebetulnya tidak direncanakan. Suatu saat saya iseng menawarkan diri untuk membantu hari kesehatan yang diadakan setiap hari Jum’at di QT, barulah saat itu saya kepikiran untuk magang di sana.

Setelah ngobrol dengan pendamping-pendamping QT (para pendamping adalah semacam guru yang mendampingi/mengawasi para warga belajar di QT), saya akhirnya magang khusus pada Hari Kesehatan.

Berikut beberapa foto hasil magang:

Selain itu, saya juga bersyukur sekali telah mendapat kesempatan untuk ikutan sharing materi tentang Kesehatan Reproduksi bersama warga belajar QT. Untuk pertama kalinya, saya berbagi tentang ilmu kesehatan yang saya tekuni!

Evaluasi Magang

Setelah magang, saya banyak mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di saat magang dan hal-hal apa yang perlu saya baiki. Dalam hati saya tentu saja ada pikiran seperti, “Ah, kenapa waktu itu saya tidak melakukan ini..” dan “Kalau saja saya dapat melakukan ini dengan lebih baik.” Namun saya berusaha mengambil hikmah dari setiap kegiatan.

Saya merasa puas karena telah melakukan berbagai proses pengurusan dan pelaksanaan magang secara mandiri. Waktu datang pertama kali untuk riset ke tempat magang, jujur perut saya sakit, badan saya gemetaran dan saya susah tidur semalam sebelumnya.🤣 Namun setelah magang dua kali, saya merasa lebih positif, lebih percaya diri dan lebih mengerti apa yang harus dilakukan untuk kedepannya bila akan magang lagi.

Ucapan Terima Kasih

Terakhir, saya ingin berterima kasih kepada para pihak magang yang sudah menerima saya! Terima kasih kepada Qaryah Thayyibah dan para pendamping yang memberikan saya kesempatan untuk magang. Dan terima kasih kepada klinik Bidan untuk semua ilmunya. Saya belajar banyak dari pengalaman magang ini, yang saya yakin akan sangat bermanfaat bila saya ingin magang lagi di kemudian hari.

Di sini cerita magang di masa SMA saya berakhir, sampai jumpa di cerita magang berikutnya!

– Sofia Kamila

30 Desember 2023

(tulisan ini diunggah berminggu-minggu setelah saya selesai menulisnya. Dikarenakan saya perlu waktu dua minggu untuk menemukan kata ‘evaluasi’😆)

Leave a Reply